Informasi Beasiswa: Belajar di Malaysia
Kategori: Beasiswa & study/belajar/kuliah/sekolah di malaysia
Mari (Ganti) Berguru ke Malaysia
Pada tahun 1960-an, begitu banyak guru dan pemuda Malaysia datang ke Indonesia untuk menuntut ilmu. Tidak hanya itu, begitu banyak guru dari Indonesia diundang untuk mengajar di negeri jiran itu.
Menyadari pentingnya pendidikan bagi pembangunan bangsa, Mahathir Mohamad saat menjadi Perdana Menteri Malaysia mengirim banyak kaum muda belajar ke luar negeri. Pemerintah Malaysia sendiri, selain mengirim sejumlah orang untuk menuntut ilmu ke luar negeri, juga membenahi lembaga-lembaga pendidikan yang ada di negerinya. Tugas membenahi lembaga-lembaga pendidikan yang ada diserahkan kepada Kementerian Pendidikan Malaysia.
Agar kualitas pendidikan tetap terjaga, serta tidak menipu calon mahasiswa, Pemerintah Malaysia membuat benteng dengan mengeluarkan empat buah akta, yaitu Akta Pendidikan 1996 (Education Act 1996); Akta Institusi Pendidikan Tinggi Swasta 1996 (Private Higher Educational Institutions Act 1996); Akta Majelis Pendidikan Tinggi Negara (The National Council on Higher Education Act 1996); serta Akta Lembaga Akreditasi Negara 1996 (The National Accreditation Board Act 1996).
Keempat akta itu dijalankan sungguh-sungguh. Maka ketika pendidikan di Indonesia masih mencoba merangkak maju tetapi kenyataannya malah makin merosot kini Malaysia justru sudah menuai hasil. Beberapa perguruan tinggi di Malaysia kini sudah bisa disebut berkualitas tinggi dan bertaraf internasional.
Tidak hanya itu, iklim sosial politik dan kesungguhan Pemerintah Malaysia membangun rakyatnya melalui dunia pendidikan membuat sejumlah perguruan tinggi asing tertarik untuk membuat cabang kampus di Malaysia. Monash University yang bermarkas di Melbourne, misalnya, sudah lama membangun kampus di Malaysia dan sering disebut Monash University Malaysia Campus. Menyusul kemudian University of Nottingham membuka kampus di Malaysia.
Tidak hanya itu, Ada dua perguruan tinggi asing yang membuka kampus baru, bukan di Kuala Lumpur, tetapi di Kuching-Sarawak-Malaysia. Kedua universitas itu adalah Curtin University of Technologi Sarawak Campus, dan Swinburne Sarawak Institut of Technology. Untuk mencapai kedua perguruan tinggi terakhir ini, justru lebih cepat dan murah melalui Pontianak, Kalimantan Barat.
Delapan alasan
Upaya Pemerintah Malaysia untuk membuat negerinya sebagai salah satu pusat ilmu pengetahuan di kawasan Asia Pasifik kian mewujud dengan hadirnya sejumlah perguruan tinggi asing yang bergengsi, didukung biaya pendidikan dan biaya hidup yang murah.
Maka, bila ada yang bertanya, mengapa belajar di Malaysia, dengan mudah akan ditemui sederet jawabannya, antara lain, pertama, pilihan untuk belajar yang luas dan banyak universitas untuk memenuhi keinginan individu.
Kedua, banyak perguruan tinggi lokal (swasta) yang menjalin kerja sama dengan lembaga pendidikan tinggi berkualitas dan berkualifikasi dari Inggris, Amerika Serikat, Australia, Kanada, Selandia Baru, dan Perancis. Adanya program kembar yang dibuat bersama antara perguruan tinggi lokal dan perguruan tinggi asing tentu akan memberikan keuntungan ganda kepada mahasiswa sekaligus menawarkan rute cost-effective.
Ketiga, terkait dengan banyaknya perguruan tinggi asing membuka kampus di Malaysia, secara tidak langsung membuktikan pendidikan di Malaysia diterima di seluruh dunia. Kini diperkirakan ada lebih dari 38.000 mahasiswa asing yang berasal dari lebih dari 150 negara belajar di Malaysia.
Keempat, bahasa Inggris digunakan secara luas. Mahasiswa yang sudah fasih berbahasa Inggris akan mudah mengikuti pelajaran, sedangkan mahasiswa yang masih dalam tahap belajar akan mudah mempelajarinya.
Kelima, Malaysia mengklaim sebagai negeri yang masyarakatnya beragam dan rukun. Berbagai ras dan agama di negeri itu dapat hidup rukun, aman, dan damai.
Keenam, Malaysia sering mengklaim diri sebagai negara aman, terletak di zona bebas dari hampir semua bencana alam.
Ketujuh, biaya hidup yang murah dan hampir semua makanan tersedia untuk semua rasa (taste-bud), dari sayur-sayuran hingga makanan halal, hidangan etnik, makanan ala Barat, serta makanan cepat saji.
Kedelapan, Malaysia memiliki sistem transportasi yang bagus, mudah mengadakan perjalanan ke mana saja.
Aneka pilihan
Jumlah perguruan tinggi di Malaysia lebih banyak didominasi oleh perguruan tinggi swasta (private higher education instituions/PHEIs). Universitas negeri sendiri hanya ada 11 buah, ditambah enam public university colleges. Sisanya adalah perguruan tinggi swasta.
Adanya beragam program berkualitas yang ditawarkan perguruan tinggi swasta membuat para mahasiswa seperti dimanja oleh berbagai pilihan bidang studi yang ditawarkan yang sesuai dengan preferensi tiap mahasiswa dengan biaya terjangkau. Selain itu, perguruan tinggi swasta juga menawarkan banyak kursus internal yang bermutu internasional.
Khusus perguruan tinggi asing yang membuka cabang di Malaysia (mereka termasuk dalam kelompok perguruan tinggi swasta), kebanyakan memberikan program kembar. Sejumlah perguruan tinggi berkualitas dari Inggris dan Australia yang membuka cabang di Malaysia umumnya menawarkan program kembar, ijazah diakui di dua negara dan internasional.
Khusus untuk perguruan tinggi dari Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia, Perancis, Jerman, dan Selandia Baru, selain menawarkan program kembar, juga ada program franchised dan eksternal. Mereka umumnya melakukan kerja sama dengan lembaga pendidikan di Malaysia. Universitas swasta lokal juga menawarkan program sarjana dengan biaya terjangkau dan bermutu tinggi.
Jenis dan status
Di Malaysia ada dua jenis perguruan tinggi swasta, yaitu non-universitas dan universitas. Perguruan tinggi swasta non-universitas bisa berbentuk sekolah tinggi atau lembaga-lembaga pendidikan sejenis. Adapun perguruan tinggi swasta berbentuk universitas, ada yang dikelola oleh lembaga pendidikan tinggi lokal, ada pula yang berbentuk cabang dari perguruan tinggi asing. Perguruan tinggi swasta yang bekerja sama dengan universitas luar negeri umumnya memberikan gelar ganda, lokal dan internasional.
Mengenai jenis program yang diselenggarakan perguruan-perguruan tinggi swasta, mereka memberikan gelar dalam negeri untuk tingkat sertifikat dan diploma. Dengan menyelesaikan program belajar yang ditawarkan secara paruh waktu atau waktu penuh, para mahasiswa bisa mendapatkan kualifikasi yang diakui oleh mayoritas universitas lokal dan banyak universitas asing.
Selain itu, sejumlah perguruan tinggi swasta juga memberikan pelajaran tambahan guna menyiapkan para mahasiswa yang ingin mengikuti ujian eksternal profesional. Bahan ujian disusun dan diselenggarakan oleh badan ujian lokal dan asing. Kualifikasi dari badan-badan itu akan diberikan kepada mahasiswa bila berhasil dalam ujian.
Beberapa kualifikasi diberikan oleh sejumlah asosiasi profesional, seperti Malaysian Institute of Certified Public Accountants (MICPA), Malaysia Institute of Accountants (MIA), Association of Chartered Certified Accountants United Kingdom (ACCA-UK), Legal Profession Quality Board Malaysia. Atau kualifikasi diberikan oleh asosiasi semiprofesional, seperti Institut Bank-Bank Malaysia (IBBM), London Chamber of Commerce and Industry Examinations Board UK (LCCIEB-UK), atau National Consumer Council UK (NCC-UK).
Juga ada kualifikasi untuk kemampuan berbahasa (bagi yang akan belajar ke luar negeri) dan dikeluarkan oleh Universitas Cambridge.
Program transfer
Sejumlah perguruan tinggi swasta di Singapura yang bekerja sama dengan universitas-universitas di Inggris, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Kanada, Jerman, dan Perancis umumnya memberi program transfer. Bentuk kerja sama yang biasanya dibina adalah program transfer sarjana dan program sarjana.
Program ini bisa dilakukan dua tahun di Malaysia dan sisanya di universitas asing yang menjadi mitra perguruan tinggi swasta lokal. Pola yang dilakukan bisa bermacam-macam. Meski demikian, juga tidak ditutup kemungkinan mahasiswa menyelesaikan program sarjana hanya di Malaysia.
Pola lain yang bisa dilakukan adalah dengan transfer nilai kredit. Melalui program ini, mahasiswa yang mengikuti kuliah di perguruan tinggi swasta yang mengadakan kerja sama dengan universitas asing dapat ditransfer ke universitas luar negeri sesuai pilihan. Tentu saja apabila persyaratan nilai kredit dari sekolah asal sudah terpenuhi.
Dan model yang kini banyak dilakukan adalah melalui program pindahan. Melalui program pindahan, mahasiswa harus menghabiskan waktu 1-2 tahun di perguruan tinggi lokal, di mana fakultas dan mata kuliah yang diberikan sudah diakui dan disesuaikan dengan status advanced standing oleh universitas asing. Para mahasiswa akan mendapat gelar diploma dari perguruan tinggi asal, dan ini menjadi modal untuk masuk ke universitas luar negeri. Dan gelar sarjana akan diberikan apabila mahasiswa telah menyelesaikan sisa pendidikannya.
Selain itu, ada banyak perguruan tinggi swasta yang menggelar program sarjana secara penuh di Malaysia meski lembaga pendidikan itu membuat kerja sama dengan universitas asing. Gelar itu diberikan setelah perguruan tinggi swasta lokal mendapat izin dari mitra universitas asing untuk mengadakan program gelar sarjana dari universitas-universitas asing.
Anda berminat untuk mencoba? Silakan saja. (ton)
Harian Kompas, Selasa, 14 Februari 2006
Mari (Ganti) Berguru ke Malaysia
Pada tahun 1960-an, begitu banyak guru dan pemuda Malaysia datang ke Indonesia untuk menuntut ilmu. Tidak hanya itu, begitu banyak guru dari Indonesia diundang untuk mengajar di negeri jiran itu.
Menyadari pentingnya pendidikan bagi pembangunan bangsa, Mahathir Mohamad saat menjadi Perdana Menteri Malaysia mengirim banyak kaum muda belajar ke luar negeri. Pemerintah Malaysia sendiri, selain mengirim sejumlah orang untuk menuntut ilmu ke luar negeri, juga membenahi lembaga-lembaga pendidikan yang ada di negerinya. Tugas membenahi lembaga-lembaga pendidikan yang ada diserahkan kepada Kementerian Pendidikan Malaysia.
Agar kualitas pendidikan tetap terjaga, serta tidak menipu calon mahasiswa, Pemerintah Malaysia membuat benteng dengan mengeluarkan empat buah akta, yaitu Akta Pendidikan 1996 (Education Act 1996); Akta Institusi Pendidikan Tinggi Swasta 1996 (Private Higher Educational Institutions Act 1996); Akta Majelis Pendidikan Tinggi Negara (The National Council on Higher Education Act 1996); serta Akta Lembaga Akreditasi Negara 1996 (The National Accreditation Board Act 1996).
Keempat akta itu dijalankan sungguh-sungguh. Maka ketika pendidikan di Indonesia masih mencoba merangkak maju tetapi kenyataannya malah makin merosot kini Malaysia justru sudah menuai hasil. Beberapa perguruan tinggi di Malaysia kini sudah bisa disebut berkualitas tinggi dan bertaraf internasional.
Tidak hanya itu, iklim sosial politik dan kesungguhan Pemerintah Malaysia membangun rakyatnya melalui dunia pendidikan membuat sejumlah perguruan tinggi asing tertarik untuk membuat cabang kampus di Malaysia. Monash University yang bermarkas di Melbourne, misalnya, sudah lama membangun kampus di Malaysia dan sering disebut Monash University Malaysia Campus. Menyusul kemudian University of Nottingham membuka kampus di Malaysia.
Tidak hanya itu, Ada dua perguruan tinggi asing yang membuka kampus baru, bukan di Kuala Lumpur, tetapi di Kuching-Sarawak-Malaysia. Kedua universitas itu adalah Curtin University of Technologi Sarawak Campus, dan Swinburne Sarawak Institut of Technology. Untuk mencapai kedua perguruan tinggi terakhir ini, justru lebih cepat dan murah melalui Pontianak, Kalimantan Barat.
Delapan alasan
Upaya Pemerintah Malaysia untuk membuat negerinya sebagai salah satu pusat ilmu pengetahuan di kawasan Asia Pasifik kian mewujud dengan hadirnya sejumlah perguruan tinggi asing yang bergengsi, didukung biaya pendidikan dan biaya hidup yang murah.
Maka, bila ada yang bertanya, mengapa belajar di Malaysia, dengan mudah akan ditemui sederet jawabannya, antara lain, pertama, pilihan untuk belajar yang luas dan banyak universitas untuk memenuhi keinginan individu.
Kedua, banyak perguruan tinggi lokal (swasta) yang menjalin kerja sama dengan lembaga pendidikan tinggi berkualitas dan berkualifikasi dari Inggris, Amerika Serikat, Australia, Kanada, Selandia Baru, dan Perancis. Adanya program kembar yang dibuat bersama antara perguruan tinggi lokal dan perguruan tinggi asing tentu akan memberikan keuntungan ganda kepada mahasiswa sekaligus menawarkan rute cost-effective.
Ketiga, terkait dengan banyaknya perguruan tinggi asing membuka kampus di Malaysia, secara tidak langsung membuktikan pendidikan di Malaysia diterima di seluruh dunia. Kini diperkirakan ada lebih dari 38.000 mahasiswa asing yang berasal dari lebih dari 150 negara belajar di Malaysia.
Keempat, bahasa Inggris digunakan secara luas. Mahasiswa yang sudah fasih berbahasa Inggris akan mudah mengikuti pelajaran, sedangkan mahasiswa yang masih dalam tahap belajar akan mudah mempelajarinya.
Kelima, Malaysia mengklaim sebagai negeri yang masyarakatnya beragam dan rukun. Berbagai ras dan agama di negeri itu dapat hidup rukun, aman, dan damai.
Keenam, Malaysia sering mengklaim diri sebagai negara aman, terletak di zona bebas dari hampir semua bencana alam.
Ketujuh, biaya hidup yang murah dan hampir semua makanan tersedia untuk semua rasa (taste-bud), dari sayur-sayuran hingga makanan halal, hidangan etnik, makanan ala Barat, serta makanan cepat saji.
Kedelapan, Malaysia memiliki sistem transportasi yang bagus, mudah mengadakan perjalanan ke mana saja.
Aneka pilihan
Jumlah perguruan tinggi di Malaysia lebih banyak didominasi oleh perguruan tinggi swasta (private higher education instituions/PHEIs). Universitas negeri sendiri hanya ada 11 buah, ditambah enam public university colleges. Sisanya adalah perguruan tinggi swasta.
Adanya beragam program berkualitas yang ditawarkan perguruan tinggi swasta membuat para mahasiswa seperti dimanja oleh berbagai pilihan bidang studi yang ditawarkan yang sesuai dengan preferensi tiap mahasiswa dengan biaya terjangkau. Selain itu, perguruan tinggi swasta juga menawarkan banyak kursus internal yang bermutu internasional.
Khusus perguruan tinggi asing yang membuka cabang di Malaysia (mereka termasuk dalam kelompok perguruan tinggi swasta), kebanyakan memberikan program kembar. Sejumlah perguruan tinggi berkualitas dari Inggris dan Australia yang membuka cabang di Malaysia umumnya menawarkan program kembar, ijazah diakui di dua negara dan internasional.
Khusus untuk perguruan tinggi dari Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia, Perancis, Jerman, dan Selandia Baru, selain menawarkan program kembar, juga ada program franchised dan eksternal. Mereka umumnya melakukan kerja sama dengan lembaga pendidikan di Malaysia. Universitas swasta lokal juga menawarkan program sarjana dengan biaya terjangkau dan bermutu tinggi.
Jenis dan status
Di Malaysia ada dua jenis perguruan tinggi swasta, yaitu non-universitas dan universitas. Perguruan tinggi swasta non-universitas bisa berbentuk sekolah tinggi atau lembaga-lembaga pendidikan sejenis. Adapun perguruan tinggi swasta berbentuk universitas, ada yang dikelola oleh lembaga pendidikan tinggi lokal, ada pula yang berbentuk cabang dari perguruan tinggi asing. Perguruan tinggi swasta yang bekerja sama dengan universitas luar negeri umumnya memberikan gelar ganda, lokal dan internasional.
Mengenai jenis program yang diselenggarakan perguruan-perguruan tinggi swasta, mereka memberikan gelar dalam negeri untuk tingkat sertifikat dan diploma. Dengan menyelesaikan program belajar yang ditawarkan secara paruh waktu atau waktu penuh, para mahasiswa bisa mendapatkan kualifikasi yang diakui oleh mayoritas universitas lokal dan banyak universitas asing.
Selain itu, sejumlah perguruan tinggi swasta juga memberikan pelajaran tambahan guna menyiapkan para mahasiswa yang ingin mengikuti ujian eksternal profesional. Bahan ujian disusun dan diselenggarakan oleh badan ujian lokal dan asing. Kualifikasi dari badan-badan itu akan diberikan kepada mahasiswa bila berhasil dalam ujian.
Beberapa kualifikasi diberikan oleh sejumlah asosiasi profesional, seperti Malaysian Institute of Certified Public Accountants (MICPA), Malaysia Institute of Accountants (MIA), Association of Chartered Certified Accountants United Kingdom (ACCA-UK), Legal Profession Quality Board Malaysia. Atau kualifikasi diberikan oleh asosiasi semiprofesional, seperti Institut Bank-Bank Malaysia (IBBM), London Chamber of Commerce and Industry Examinations Board UK (LCCIEB-UK), atau National Consumer Council UK (NCC-UK).
Juga ada kualifikasi untuk kemampuan berbahasa (bagi yang akan belajar ke luar negeri) dan dikeluarkan oleh Universitas Cambridge.
Program transfer
Sejumlah perguruan tinggi swasta di Singapura yang bekerja sama dengan universitas-universitas di Inggris, Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Kanada, Jerman, dan Perancis umumnya memberi program transfer. Bentuk kerja sama yang biasanya dibina adalah program transfer sarjana dan program sarjana.
Program ini bisa dilakukan dua tahun di Malaysia dan sisanya di universitas asing yang menjadi mitra perguruan tinggi swasta lokal. Pola yang dilakukan bisa bermacam-macam. Meski demikian, juga tidak ditutup kemungkinan mahasiswa menyelesaikan program sarjana hanya di Malaysia.
Pola lain yang bisa dilakukan adalah dengan transfer nilai kredit. Melalui program ini, mahasiswa yang mengikuti kuliah di perguruan tinggi swasta yang mengadakan kerja sama dengan universitas asing dapat ditransfer ke universitas luar negeri sesuai pilihan. Tentu saja apabila persyaratan nilai kredit dari sekolah asal sudah terpenuhi.
Dan model yang kini banyak dilakukan adalah melalui program pindahan. Melalui program pindahan, mahasiswa harus menghabiskan waktu 1-2 tahun di perguruan tinggi lokal, di mana fakultas dan mata kuliah yang diberikan sudah diakui dan disesuaikan dengan status advanced standing oleh universitas asing. Para mahasiswa akan mendapat gelar diploma dari perguruan tinggi asal, dan ini menjadi modal untuk masuk ke universitas luar negeri. Dan gelar sarjana akan diberikan apabila mahasiswa telah menyelesaikan sisa pendidikannya.
Selain itu, ada banyak perguruan tinggi swasta yang menggelar program sarjana secara penuh di Malaysia meski lembaga pendidikan itu membuat kerja sama dengan universitas asing. Gelar itu diberikan setelah perguruan tinggi swasta lokal mendapat izin dari mitra universitas asing untuk mengadakan program gelar sarjana dari universitas-universitas asing.
Anda berminat untuk mencoba? Silakan saja. (ton)
Harian Kompas, Selasa, 14 Februari 2006
0 Comments:
Post a Comment
<< Home